Senin, 07 Juli 2008

HAPUSLAH DOSAMU
Manusia adalah makhluk yang diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih di antara dua jalan, kebaikan atau keburukan. Dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas jalan yang telah dipilihnya di hari penghisaban kelak. Namun di sisi lain manusia adalah makhluk yang lemah dalam menghadapi tarikan diantara kedua jalan tersebut sehingga ia berpeluang besar untuk berbuat khilaf dan dosa. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari potensi kebebasan yang diberikan Allah kepada manusia.

Seiring dengan tidak akan lepasnya manusia dari perbuatan salah dan dosa, maka Allah memberikan peluang kepada manusia untuk dapat menghapus dosa yang telah ia perbuat, langkah awal yaitu dengan cara menjauhi apa yang telah menjadi larangan Allah dan Rasulnya, lebih-lebih terhadap dosa besar karena jika manusia dapat menjauhkan diri dari dosa besar maka dosa-dosa kecil akan terhapus ini sesuai dengan firman Alloh dalam surat An-Nisa ayat 31
اِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تَنْهَوْنَ عَنْهُ نَكْفُرُ عَنْكُمْ سَيِّئاَتِكُمْ
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kalian dilarang mengerjakannya, niscaya, kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kecil)”

Kata Assayyiat dalam surat An-Nisa diakhir surat tadi, adalah dosa-dosa keci. terkait dengan dosa kecil atau dosa ringan bahkan paling ringan, para ulama memberikan catatan penting, yakni hal itu bukan berarti Alloh memperbolehkan mengerjakan perbuatan tersebut, karena tidak ada istilah dosa kecil yang dilakukan secara terus-menerus dan tidak ada istilah dosa besar yang disertai dengan taubat
Allah telah mengajarkan kita dalam firmannya

إِنَّماَ التَّوْبَةُ عَلىَ اللهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُ الله ُمِنْ قَرِيْبٍ فَأُولئَكَ يَتُوْبُ الله عَلَيْهِمْ, وَكاَنَ الله ُعَلِيْمًا حَكِيْمًا
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan (kebodohan), yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Alloh taubatnya, dan Alloh maha mengetahui lagi maha bijaksana” (An-Nisa:17)
Selanjutnya Allah berfirman dalam kelanjutan ayat tersebut
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيَّئاَتِ حَتىَّ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قاَلَ إِنِّي تُبْتُ الئنَ وَلاَ الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ, أُوْلَئِكَ أَعْتَدْناَ لهََمُْ عَذَابًا أَلِيْمًا
“Dan tidaklah taubat itu diterima dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan sehingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka (barulah) ia mengatakan; sesungguhnya saya bertaubat sekarang, dan tidak (pula diterima) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran, dan bagi orang-orang itu kami sediakan siksa yang pedih”
Dengan demikian hapuslah dosa kecil itu sebelum bertumpuk sehingga menjadi dosa besar. Definisi dosa besar, para ulama berpendapat sebagai berikut; dosa besar adalah suatu perbuatan yang pelakunya diancam oleh Allah akan adzab di akhirat kelak, atau suatu perbuatan yang diancam akan dikenakan hadd (sanksi di dunia), sedangkan suatu perbuatan yang tidak akan dikenakan hadd, maka perbuatan tersebut termasuk dosa kecil yang akan diampuni, selain itu ada juga amalan-amalan yang bisa menghapus dosa di antaranya

1. Menyempurnakan wudlu
Wudlu merupakan karunia Allah yang diberikan kepada hambanya di samping bisa membersihkan sebagian dari anggota badan juga dapat menghapus dosa kecil, sabda Rasululloh
لاَيَسْبَغُ الوُضُوْءَ عَبْدٌ إِلاَّ غَفَرَ الله لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَماَ تَأَخَّرَ
“Tidaklah seorang muslim menyempurnakan wudlunya kecuali Allah akan mengampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang”
Dosa-dosa itu akan luntur bersama tetesan air terakhir, di saat membasuh wajah, maka dosa yang dilakukan oleh penglihatan akan luntur bersamaan dengan tetesan air terakhir, demikianlah seterusnya dosa itu akan luntur di saat membasuh anggota wudlu, sehingga bersih sama sekali dari dosa.
Adalah sahabat Bilal yang waktu itu Rasulullah mendengar kresek-kresek sandalnya di Syurga di waktu isra’ mi’raj, Rosululloh bertanya kepada sahabat Bilal setelah isra’ mi’raj; amalan apa yang kamu lakukan sehingga kresek-kresek sandalmu sudah terdengar di syurga? sahabat Bilal menjawab tidak ada amalan yang saya lakukan lebih dari pada itu kecuali saya tidak pernah lepas wudlu setiap wudlu-ku batal dalam arti selalu punya wudlu dalam keadaan apapun. Semua itu karena begitu besarnya pahala wudlu sehingga keresek sandalnya sudah terdengar di syurga, bagaimana tidak, karena setan tidak akan bisa mengganggu orang yang selalu punya wudlu ikhlas karena allah
الوُضُوْءُ سِلاَحُ المْؤُمِنِ
“Wudlu itu senjata bagi orang mukmin”

2. Menjawab adzan dan berdo’a setelahnya
Rasulullah bersabda;
مَنْ قاَلَ حِيْنَ يَسْمَعُ المُؤَذِّنَ: ( أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, رَضِيْتُ بِاللهِ رَباًّ,
وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً, وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا ) غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ
“Barang siapa mengatakan do’a ini ketika mendengar adzan: aku bersaksi bahwa tiada sesembahan kecuali Allah yang esa tiada sekutu baginya dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, aku ridla kepada Allah sebagai sembahanku dan nabi Muhammad utusan Allah, dan islam sebagai agamaku. Maka allah akan menghapus dosanya”

Rasulullah telah memberikan kabar gembira kepada orang yang mengucapkan do’a di atas, bahwa ia berhak mendapatkan syafaat dari beliau pada hari kiamat. Syafaat ini akan diperoleh apabila ia membaca sholawat atas Rasulullah dan meminta kepada Allah agar nabi diberi wasilah.

Dari sini jelaslah bahwa syafaat Rasulullah akan didapat oleh seseorang dengan syarat ia membaca shalawat kepada Rasulullah dan memohon kepada Allah agar nabi diberi wasilah.
Dalam riwayat amru bin ash, ia mendengar Rosulullah bersabda:” jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muaddzin (orang yang adzan) kemudian bacalah shalawat untukku, karena sesungguhnya orang yang membaca shalawat untukku satu kali, Allah akan membalasnya sepuluh kali, kemudian mintalah kepada allah agar aku diberi wasilah, karena sesungguhnya wasilah itu adalah suatu tempat di syurga yang tidak pantas dihuni kecuali oleh satu hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah orangnya. Maka barang siapa yang meminta kepada Allah agar Dia (Allah) memberiakan wasilah kepadaku, ia akan mendapkan syafaat.”
Do’a tersebut sebagai berikut.

اَللَّهُمَّ رَبِّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ أَتِ مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ, وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدً الَّذِي وَعَدْتَه
Ya Allah, ini adalah panggilan yang sempurna dan shalat yang akan didirikan, berikanlah kepada nabi Muhammad wasilah dan keutamaan. Kirimkanlah kepadanya satu maqom (kedudukan) MAHMUDAH yang telah engkau janjikan “
Dalam hal ini sebagian orang menggabungkan hadist dan do’a setelah adzan menjadi satu

اَللَّهُمَّ رَبِّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ أَتِ مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ, وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدً الَّذِي وَعَدْتَه رَضِيْتُ بِاللهِ رَباًّ وَبِالإِسْلاَمِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ صَلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُوْلًا
Ditambah dengan do’a kepada kedu orang tua dan do’a selamat dunia akhirat. Yaitu
رَبِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ رَبِّ ارْحًمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرًا, أَللَّهُمًّ إِناَّ نَسْئَلُكَ العَافِيَةَ فِى الدُّنْياَ وَالاَّخِرَةِ

3. Menunaikan shalat tasbih
Bagi orang-orang yang menunaikan shalat tasbih dosanya akan diampuni oleh Allah baik dosa yang telah lalu maupun yang akan datang, disengaja maupun tidak, besar ataupun kecil dosa itu, bahkan dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.
Suatu saat Rasulullah pernah bersabda kepada pamannya yang bernama Abbas bin Abdul mutthalib: “ wahai Abbas pamanku, maukah kamu jika aku berikan kepadamu sepuluh perkara yang jika kau melakukannya maka allah akan mengampuni dosamu, baik yang awal atau yang akhir, lama atau yang baru, sengaja atau tidak, kecil atau besar, sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, kesepuluh perkara itu adalah : kamu sholat empat rakaat, pada tiap rakaat bacalah surat Al-fatihah dan satu surat lainnya, dan jika telah selesai di rakaat yang pertama bacalah tasbih dalam keadaan berdiri “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar” sebanyak lima belas kali, kemudian ruku’lah dan bacalah tasbih sebanyak sepuluh kali kemudian angkatlah kepalamu dari ruku’ dan bacalah tasbih sebanyak sepuluh kali, kemudian tundukkanlah kepalamu untuk sujud dan bacalah tasbih sebanyak sepuluh kali, kemudian angkatlah kepalamu dari sujud dan bacalah bacaan itu (tasbih) sebanyak sepuluh kali (di saat duduk di antara dua sujud) kemudian sujudlah dan bacalah tasbih sepuluh kali kemudian angkatlah kepalamu dari sujud dan bacalah tasbih sepuluh kali.
Semunya adalah tujuh puluh tasbih dalam tiap rakaat, lakukanlah hal itu dalam empat rakaat. Jika kamu mampu melakukannya tiap hari, maka lakukanlah sekali dalam tiap jum’at, jika kamu tidak mampu, maka lakukanlah sebulan sekali, jika kamu tidak mampu lakukanlah sekali dalam tiap tahun, dan jika kamu masih belum mampu maka lakukanlah sekali dalam seumur hidup.”

Secara ekspelisit. Sabda Rasulullah yang berbunyi “maka Allah akan mengampuni dosa-dosamu yang awal atau yang akhir……. kecil atau besar…” ini mengisyaratkan bahwa dosa besar dapat diampuni hanya dengan melakukan shalat tasbih., tidak menutup kemungkinan hal itu dapat terjadi jika shalat tasbih tersebut dikaitkan dengan syarat-syarat taubat lainnya seperti membaca istighfar, menyesali perbuatan yang telah dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Tapi semua ini tidak mencakup dengan dosa yang berkaitan dengan hak-hak orang lain, sebab dosa semacam ini tidak akan gugur meskipun telah melakukan perbuatan-perbuatan baik, kecuali meminta maaf terhadap orang lain yang telah disakiti dan didhaliminya. Wallahu a’lam

Tidak ada komentar: