Rabu, 25 Juni 2008

SAPA DAN BUDIMU MEMPESONA
Pembaca sekalian…….. kebaikan yang kita perbuat, tidak akan meleset dari beberapa akibat, kalau tidak dapat pahala ya nama kita jadi harum atau minimal orang yang kita bantu, orang yang kita perlakukan dengan baik merasa terbantu, merasa diringankan bebannya atau paling tidak merasa diperhatikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ABUYA MUHAMMAD ALAWI AL MALIKI di bawah ini yang kami terjemahkan secara bebas dari kitab beliau, Kasyful Ghummah. Semoga kita bisa mengambil manfaat dan barokah dari beliau, Selamat menikmati segarnya minuman ilmu darinya…..

Telaah Abuya

Berbuat baik ada 2 fariasi : ada yang berupa ucapan dan ada yang berupa amalan. Kebaikan yang berupa ucapan misalnya : berbicara yang baik dengan wajah yang berseri–seri, saling mencintai melalui bagusnya perkataan, mendorong orang lain untuk berbudi pekerti luhur dan berwatak halus tanpa harus berlebih-lebihan yang berimbas kita jadi lembek dan dikecam, sedangkan kalau kita Proporsional (tengah– tengah) dan sederhana maka hasil yang didapat adalah kebaikan yang patut dipuji, kalimat bijak mengatakan :

“Barang siapa yang sedikit pemberianya maka sedikit pula Kekasihnya”

Sedangkan berbuat baik dengan amal / tindakan bisa direalisasikan dengan menggunakan kedudukan (yang ia miliki) untuk membantu meringankan orang lain, baik dengan tenaga atau dengan bantuan materi kepada korban bencana alam, mendorong orang lain untuk cinta kepada kebagusan dan mendahulukan apa yang menjadi kemaslahatan bagi mereka dan untuk perkara ini tidak ada yang namanya berlebih-lebihan dan tidak ada yang namanya puncak batasan, karena kalaupun begitu banyak perbuatan baik yang kita kerjakan toh akan menghasilkan 2 manfaat :
1) Manfaat yang kembali kepada pelakunya berupa memperoleh pahala dan bagusnya nama baik (nama yang harum) 2) Manfaat yang kembali kepada orang yang kita perlakukan dengan baik yang merasa mendapat keringanan dan bantuan.

Syarat-Syarat Melakukan Amal Kebaikan

Untuk melakukan amal baik perlu syarat-syarat yang tanpanya maka terasa kurang lengkap dan kurang sempurna.
1. Jika selesai melakukan amal baik maka hendaknya berusaha untuk merahasiakan dan menutupinya agar tidak disebar-sebarkan. Sebagian ahli hikmah berkata : “Jika kamu berbuat baik maka tutupilah tetapi jika kamu dibikin bagus oleh seseorang maka sebarkanlah karena sesungguhnya watak seseorang itu cenderung menampakkan apa-apa yang disamarkan dan suka membongkar apa-apa yang disembunyikan.”

2. Jika kamu melihat apa yang kamu perbuat itu hal yang besar, maka anggaplah hal itu kecil atau jika yang kamu perbuat itu banyak maka anggaplah sedikit supaya dirimu tidak terjerumus ke lubang kehinaan, sombong atau kufur akan ni’mat. Sayidina Abbas berkata (paman rosulullah) : “ tidak sempurna amal baik kecuali dengan 3 perkara; menyegerakannya, menganggap kecil apa yang sudah kita perbuat dan menutupinya / merahasiakannya “.

3. Menjauhkan diri dari mengungkit-ngungkit dan besar kepala karena telah berhasil melakukan sesuatu, sebab hal itu bisa menghilangkan rasa syukur dan menghapus pahala yang sudah dipersiapkan.

4. Tidak meremehkan sesuatu yang sangat sedikit sekali jika kebetulan kita lemah untuk melakukan sesuatu yang banyak atau besar.

Pada poin ini, kiranya perlu kami ceritakan sedikit, bahwa memang kita tidak usah meremehkan perkara yang sedikit, kita tidak usah malu memberi barang yang sedikit, barang yang bernilai kecil semisal seharga 1000 rupiah atau bahkan 500 rupiah sekalipun, dan kita nggak usah gengsi apalagi meremehkan pemberian hadiah yang sedikit atau murah dari orang lain. Sebagaimana yang dicontohkan Abuya Sayyid Muhammad Al maliki sendiri, beliau pernah mendapat hadiah sekotak kecil yang berisi beberapa lembar daun Mint (Ni’na’) atau bebrapa butir kurma, apa reaksi beliau ? beliau gembira sekali dan menempelkan hadiah tersebut di dahinya sebagai tanda hormat dan syukur beliau akan pemberian hadiah tersebut. Beliau sendiri pernah memberikan hadiah beberapa lembar daun mint atau beberapa butir kurma kepada salah satu murid beliau yang berada di Indonesia, mungkin kalau kita (orang jawa) berpikiran “ra nduleni” tapi yang benar ya apa yang dicontohkan oleh Abuya di atas. Jangan meremehkan sesuatu yang baik meskipun hanya sedikit. Wallahu a’lam bisshowaab



Keutamaan Amal Baik Itu Didapat Oleh Orang Yang Mengerjakan Dan Orang Yang Menunjukkan

Diriwayatkan oleh sahabat ibnu Mas’ud, uqbah bin Amr Al-Anshory Al-badry rodliallohu anhu, beliau berkata : Rosulullah bersabda (yang artinya) : “Barang siapa menunjukkan suatu amal bagus maka dia mendapat pahala sebagaimana orang yang berbuat bagus itu sendiri”.

Dari (sahabat ) Abu Huroiroh RA, sesungguhnya Rosulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “barang siapa yang mengajak kepada amal sholeh maka baginya pahala, seperti pahalanya orang yang mengikut ajakannya tersebut dan hal itu tidak mengurangi sedikitpun pahala orang yang mengikut (sebaliknya) barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosanya orang yang mengikutinya dan hal itu tidak mengurangi dosanya orang-orang yang mengikut.


Melakukan Amal Baik Mencegah Kejelekan Dan Malapetaka

Diriwayatkan dari sahabat Anas Rodliallahu anhu, beliau berkata : Rosulullah bersabda (yang artinya) : “Orang-orang yang berbuat baik tercegah dari mati yang mengenaskan, malapetaka dan marabahaya, orang yang ahli melakukan kebagusan di dunia, mereka kelak menjadi orang yang ahli melakukan kebagusan di akhirat.”

Diriwayatkan dari Sohabiah Ummi Salamah Rodliallahu anha … beliau berkata : Rosulullah Shollahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “orang-orang yang berbuat baik tercegah dari mati yang mengenaskan, shodaqoh secara samar itu bisa menjauhkan diri dari amarahnya Allah dan silaturrohim itu menambah keberkahan umur, setiap amal bagus itu dihitung sebagai shodaqoh, orang yang ahli berbuat baik di dunia niscaya kelak di akhirat ia adalah orang yang ahli berbuat baik juga sebaliknya ahli mungkar di dunia, kelak di akhirat dia adalah ahli mungkar, pertama orang yang masuk syurga adalah orang yang gemar melakukan kebagusan.” (A-m

Tidak ada komentar: