Rabu, 30 Juli 2008

HAKIKAT CINTA

Membahas masalah cinta tidak akan ada habisnya, mulai zaman dahulu sampai sekarang orang-orang tidak bosan-bosannya membahas cinta, ada yang mengungkannya lewat ekspresi bahasa tubuh, ada juga menggubah bait-bait lagu untuk mengungkapkannya. Cinta sering membuat orang bingung, datangnya tak diundang pulangnya tak disangka-sangka, itulah cinta sesuatu yang misterius, tapi tahukah anda apa itu cinta? Bagaimana islam menyikapinya?
DEFINISI CINTA
Qodli Iyadl dalam kitabnya asy-Syifa’ mengatakan bahwa terjadi silang pendapat antar ulama tentang arti cinta yang dalam bahasa arab biasa disebut ”Al-hubb”, hal itu disebabkan karena mereka memandangnya dari sudut yang berbeda, yang kebanyakan merujuk pada imbasnya bukan pada hakekatnya.
Sedangkan hakekat arti cinta adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu yang dicintai.
Agama Islam adalah agama fitrah yang sangat menghargai terhadap fitrah manusia, salah satunya adalah rasa cinta yang timbul di hati manusia, karena perasaan itu timbul bukan karena kemauannya, tapi lebih banyak disebabkan oleh hal-hal yang tak terduga, meskipun demikian islam tetap mengarahkan serta mengatur perasaan itu sesuai dengan fitrah manusia, jadi apabila ada seorang laki laki mencintai seorang wanita atau sebaliknya maka hal itu adalah sesuatu yang wajar dan ditolelir oleh islam, tetapi kewajaran itu akan berubah menjadi kemurkaan bila terjadi kesalahan dalam mengaplikasikan perasaan itu, oleh karena itulah islam menganjurkan pernikahan dan melarang perzinaan beserta faktor-faktornya, meskipun keduanya berangkat dari perasaan yang sama yaitu cinta, akan tetapi nikah lebih sesuai dengan fitrah manusia yang dikaruniai akal sebagai sarana untuk melestarikan keturunan, adapun zina yang hanya bertujuan memuaskan hawa nafsu lebih cocok bagi mahluk yang tak berakal.
Kalau kita cermati definisi cinta yang telah disebutkan di atas, maka kita akan menemukan keluasan arti cinta yang tidak hanya berhubungan dengan perasaan antar manusia yang berlawan jenis, lebih dari itu cinta adalah kecenderungan terhadap suatu apapun, manusia ataupun bukan.

PEMBAGIAN CINTA

Meskipun arti cinta terkesan begitu luas, tapi sejatinya bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok.

1. Hubbul Kholiq (cinta terhadap sang pencipta).

Mencintai Allah SWT, dzat yang menciptakan alam semesta adalah cinta suci nan agung yang menjadi pangkal dari segala cinta, karena kecintaan yang tidak didasari cinta terhadap Allah akan sirna dan sia sia, sebagaimana firman Allah:
”Orang-orang yang saling mencintai pada hari qiyamat saling bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertaqwa”. Hal itu disebabkan karena cinta mereka berorientasi pada hawa nafsu belaka, bukan karena Allah SWT, berbeda denga orang-orang yang bertaqwa, cinta mereka abadi sampai hari qiyamat, karena mereka tidak mencintai sesuatu kecuali karena Allah SWT, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa termasuk tujuh golongan yang mendapat naungan Arsy pada hari Qiyamat adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah.
Adapun mencintai Alloh SWT adalah wajib hukumnya, tentang hal ini Fudloil bin Iyadl berkata: ”Apabila engkau ditanya, ”Cintakah engkau terhadap Allah?” maka diamlah!, sebab jika engkau menjawab ”Tidak” maka kafirlah engkau, dan jika menjawab ”Iya” maka engkau berbohong, sebab engkau bukan termasuk orang yang mencintai Allah”, menanggapi pertanyaan semacam ini kita dituntut untuk diam, tidak menjawab atau kalau memang terpaksa menjawabnya, kita harus memberikan jawaban yang bijak yaitu dengan berucap ”Kami berusaha mencintai Allah”.
Kecintaan terhadap Allah tidak cukap hanya diungkapkan dengan kata-kata, tapi harus dibuktikan dengan kepatuhan terhadap aturan-aturannya yang dibawa oleh utusannya, firman Alloh:
”Katakanlah (wahai Rosulullah)! Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian”.

2.Hubbul kholqi (cinta terhadap mahluk Allah).

Di samping mencintai Allah, sang pencipta, kita juga harus mencintai ciptaannya, karena cinta terhadap Allah berarti cinta terhadap ciptaannya, meskipun demikian tidak semua mahluk Allah wajib dicintai, ada sebagian mahluk yang tidak boleh dicintai bahkan wajib dimusuhi, yaitu orang-orang kafir yang mengingkari status ketuhanan Allah, mereka menyekutukan Allah atau bahkan tidak menuhankanNya. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
”Wahai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir di sekitar kamu, dan hendaknya mereka merasakan kekerasan darimu, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa”
Meskipun telah disebutkan di atas bahwa semua mahluk Allah (selain orang-orang kafir) wajib dicintai, akan tetapi tingkat kecintaan terhadap mereka tidaklah sama, dari sekian banyak mahlukNya yang paling berhak dan wajib dicintai adalah Rosululloh SAW, karena mencintai beliau berarti mencintai Allah, diterangkan di dalam suatu hadist bahwa termasuk kesempurnaan iman adalah mencintai Rosululloh SAW melebihi kecintaan terhadap diri kita, keluarga dan seluruh manusia.

TANDA-TANDA KECINTAAN.
1.Menjadikan sang kekasih sebagai suri tauladan.
Cinta tak akan sempurna apabila hanya diutarakan dengan kata-kata, lebih dari itu cinta memerlukan bukti kongkrit, pecinta sejati adalah orang yang menjadikan sang kekasih sebagai panutan pada semua aspek kehidupannya, Rosululloh SAW bersabda:
”Barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka sunguh ia benar-benar mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di Surga”
Tegasnya, orang yang mencintai Rosululloh SAW adalah orang yang menjadikan beliau sebagai suri tauladan, bukan hanya yang berhubungan dengan ibadahnya, tapi meliputi seluruh aktifitasnya.

2.Sering menyebut sang kekasih serta mengagungkannya.

Termasuk bukti kecintaan adalah sering menyebut nama orang yang dicintai, semakin sering menyebutnya menandakan semakin kuat cintanya, disebutkan dalam suatu hadis :
”Barang siapa mencintai sesuatu maka ia sering menyebutnya”
Jadi orang yang mengaku cinta terhadap Rosululloh SAW, tapi tidak pernah menyebut beliau maka perlu dipertanyakan cintanya, sebaliknya orang yang sering menyebut beliau dengan memperbanyak sholawat akan berkumpul dengan beliau di surga, kerena ia telah membuktikan


cintanya dengan memperbanyak sholawat, sabda Rosululloh SAW:
”Seseorang akan dikumpulkan beserta orang yang dicintai”.

3.Mencintai orang yang dicintai sang kekasih serta membenci orang yang dibencinya.

Mencintai sesuatu berarti mencintai segala hal yang berhubungan dengannya, cinta terhadap Rosululloh SAW berarti cinta terhadap semua orang yang beliau cintai, yaitu para shahabat, keluarga dan para penerus beliau yaitu para ulama’ yang mengamalkan ilmunya, dengan demikian orang-orang syi’ah yang mengaku cinta terhadap Rosululloh SAW, tapi menghujat dan memaki para shahabat adalah penbohong besar, karena cinta Rosululloh SAW berarti cinta terhadap orang-orang yang beliau cintai, termasuk di dalamnya adalah para shahabat, sebagaimana sabda beliau :
”Takutlah kepada Alloh! takutlah kepada Alloh! takutlah kepada Alloh berkenaan dengan shahabatku! Janganlah kalian jadikan mereka sasaran (makian) setelah wafatku! Maka barang siapa mencintai mereka maka sebab kecintaanku aku mencintainya, dan barang siapa membenci mereka maka sebab kebencianku aku membencinya, dan barang siapa menyakiti mereka maka sungguh ia telah menyakitiku, dan barang siapa menyakitiku maka sungguh ia telah menyakiti Alloh, dan barang siapa menyakiti Alloh maka hampir saja Alloh menyiksanya”.
PENUTUP.
Dengan keterangan di atas kita bisa mengukur sebatas mana kecintaan kita terhadap Alloh SWT dan RosulNYA, akhirnya kita berharap dan berusaha mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mencintai dan dicintai oleh Alloh dan RosulNYA. Amiiin!!!

Tidak ada komentar: